Jumat, 25 September 2009

Goyang Lidah ala Es Goyang dan Serabi Betawi

Goyang Lidah ala Es Goyang dan Serabi Betawi
Kamis, 16 Juli 2009 | 12:28 WIB

SIAPA tak ingat es goyang? Siapa tak kangen kepada es unik ini? Ya, es goyang -atau ada pula yang menyebutnya sebagai es lilin- memang bikin kangen. Disebut es lilin karena bentuknya panjang menyerupai lilin, meski sebetulnya es ini berbentuk batangan. Disebut es goyang karena proses pembuatannya memang harus digoyang-goyang.

Sayang, es zaman lampau ini sekarang tak mudah ditemukan. Jenis es ini kalah oleh serbuan es krim modern yang tak hanya memenuhi pasar swalayan, tapi juga meramaikan jalan di perumahan hingga pasar malam di lapangan besar semacam Monas.

Jika di masa lalu pedagang es goyang hanya menyediakan satu atau dua rasa. Kini pedagang menawarkan beberapa rasa plus lelehan cokelat. Ada juga pedagang yang menambah topping berupa remukan kacang tanah goreng.

Kini pembeli bisa memilih rasa cokelat, stroberi, durian, nangka, kacang hitam, kacang hijau, atau lainnya. Tentu bahan utama tetaplah santan yang kemudian dicampur dengan berbagai macam rasa tadi. Ukuran es ini pun berubah. Jika dulu bentuk es ini kotak memanjang, kini bentuknya agak sedikit mirip es krim modern. Bedanya tentu saja bahan, rasa, proses pembuatan, proses penjualan, dan pemasarannya.

Pemasaran es goyang rata-rata masih menggunakan cara kuno, yakni dari mulut ke mulut, karena penjual es ini jarang yang mangkal. Kalaupun mangkal, bisa ditebak, cari saja di sekolah-sekolah. Contohnya, pedagang es goyang yang mangkal di Sekolah Theresia, Menteng, Jakarta Pusat. Pedagang lain juga kebanyakan mangkal di sekolah-sekolah, pada jam sekolah. Selepas itu mereka akan berkeliling.

Sebatang es goyang bisa ditukar dengan uang Rp 1.500. Tak puas sebatang, wajar. Di lidah, rasa itu bikin penasaran. Apalagi jika sebelum membeli, konsumen melihat proses pembuatannya. Makin penasaran.

Adalah M Junaedi yang biasa berdagang es goyang di daerah Jembatan Besi, Jakarta Barat. Perjalanan panjang dilaluinya sejak tahun 1974, saat ia memulai usaha ini. Setiap hari, pukul 07.00-12.00, gerobaknya parkir di depan Sekolah Setia Kawan, Jembatan Besi. ”Abis itu keliling,” ujar Junaedi.

Serabi betawi
Penganan zaman lampau lainnya adalah serabi. Kebalikan dari es yang dingin, penganan ringan ini lebih enak disajikan panas-panas. Serabi bisa disebut camilan, tapi bisa juga disebut sebagai makanan untuk sarapan.

Makanan ini terbuat dari tepung beras campur santan, dibakar pada tempat yang terbuat dari tanah liat, berbentuk menyerupai penggorengan namun dalam ukuran yang jauh lebih kecil, dan lebih afdol jika menggunakan arang. Setelah matang, dimakan dengan kuah gula jawa bercampur santan.

Kini ada begitu banyak jenis serabi. Tetapi serabi yang kita singgung di sini adalah serabi tradisional yang kini sungguh sulit ditemukan di Jakarta. Kata orang, serabi jenis ini merupakan serabi ala Cirebon. Biasanya, makanan ini dijual pagi hari dan tanpa diberi topping apa pun.

Warta Kota beberapa kali menunggu pedagang serabi tradisional ini di kawasan Tanah Abang. Tepatnya di Jalan Kebon Jati. Hasilnya nihil. Akhirnya Warta Kota memutuskan menengok ke Kramatjati. Persis di depan pagar RS Sukanto, pernah ada pedagang yang dimaksud. Pedagang serabi yang masih menggunakan arang. Sayangnya, kini pedagang itu memilih pulang kampung. Sebagai pengganti, ada Tomi, pedagang serabi di kawasan itu juga. Hanya saja posisinya ada sebelum RS. Meski menggunakan wajan mungil dari tanah liat untuk membakar serabi, ia menggunakan kompor, bukan arang.

Jenis serabi yang dijual pun beragam. Mengikuti selera. Ada yang diberi pisang, cokelat, bahkan oncom. Harga satu pasang serabi Rp 3.000. ”Tapi ini serabi ala betawi, gulanya encer, enggak seperti serabi jawa yang gulanya agak kental,” tegas Tomi yang berdagang serabi tiap hari. Tekstur kue serabi ini cukup padat. Campuran santannya memang tak terlalu kental, tapi kuah gula santannya pas.


WARTA KOTA Pradaningrum Mijarto

Naik Kereta Uap Keliling Kota



Naik Kereta Uap Keliling Kota

Warta Kota/Pradaningrum');" width="70" border="0" height="52" hspace="2">Warta Kota/Pradaningrum');" width="70" border="0" height="52" hspace="2">
Kereta wisata Solo ini akan melaju dari Stasiun Purwosari, melewati Stasiun Solo Kota di Sangkrah dan kawasan Galabo, kawasan wisata kuliner khas Solo yang buka petang hingga dini hari.
Jumat, 25 September 2009 | 10:14 WIB

SORE menjelang petang, Jumat pekan lalu, sekali lagi warga di kota Solo dibikin terpana. Khususnya warga yang sedang melintas di sepanjang Jalan Slamet Riyadi. Itu terjadi ketika loko uap yang menarik kereta wisata kembali mencoba jalur dari Stasiun Purwosari - Stasiun Solo Kota di Sangkrah melintas di tengah kota. Suara peluit dari loko uap itu juga seperti mengundang warga untuk menyambut kereta wisata.

Sontak jalanan pun jadi macet. Kendaraan roda empat, motor, juga pejalan kaki, segera saja berjalan perlahan sekadar mengagumi bahkan ada yang segera merogoh kantong mereka mencari ponsel untuk kemudian mengabadikan atau membuat fim pendek.

Perjalanan kereta uap untuk wisata yang memang sudah sejak sekitar dua tahun lalu direncanakan oleh Wali Kota Solo Joko Widodo, akhirnya terwujud. Acara soft launch pekan lalu itu menandai beroperasinya dua gerbong kereta wisata menggunakan lokomotif uap C1218. Lokomotif yang dipinjam dari Museum Ambarawa ini bikinan Maschinenbau Chemnitz (Richard Hartmann) Jerman tahun 1896.

Pada plat yang menempel di lokomotif tertulis Hohenzollern A.G fur Lokomotiv BAU Dusseldorf tahun 1927, ini tampaknya tak sesuai dengan klasifikasi dan tahun pembuatan lokomotif yang sebenarnya. Beberapa peminat kereta api tua yang bergabung dalam komunitas Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) menyebutkan, berdasarkan buku JJG Oegema, De Stroomtractie op Java en Sumatra, tipe dan tahun pembuatan lok C12 berasal dari seri SS418 bikinan tahun 1896.

Sementara itu dua gerbong wisata yaitu tipe CR 16 dan CC 44 mampu menampung sekitar 80 orang. Gerbong buatan tahun 1906 itu terdiri atas CR 16 dengan kursi memanjang di kedua sisi dan di tengah serta CR 44 dengan kursi yang berhadapan. Kayu jati menjadi bahan paling dominan yang digunakan dalam gerbong ini.

Soft launch kereta wisata, yang belum diberi nama ini, digelar di kawasan Gladag Solo di mana kawasan tersebut jadi kawasan wisata kuliner petang hingga dini hari. Kawasan wisata kuliner itu dikenal dengan nama Galabo (Gladag Langen Bogan) Solo. Berbagai makanan khas Solo berjajar rapi dan bersih di sepanjang jalan raya ini. Setiap hari, mulai sekitar pukul 17.00 kawasan ini tertutup untuk kendaraan dan hanya diperuntukkan bagi pedagang makanan dan mereka yang ingin menyantap makanan khas Solo.

Semula, penandatangan MoU antara PT KA dan Wali Kota Solo akan dilakukan pada Jumat (18/9) ketika kereta kembali diuji coba namun rencana itu batal karena mendekati Idul Fitri. Menurut Joko Widodo, kereta wisata ini akan berangkat dua kali sehari dan penumpang bisa singgah di Museum Radya Pustaka, Museum Batik Wuryoningratan, termasuk di Galabo. Perjalanan Purwosari-Sangkrah sejauh 12 km pergi pulang akan menghabiskan dana Rp 3,2 juta. Maka jangan heran nanti jika tarif sewa kereta ini juga akan mahal.

Meski demikian, seperti nama kereta wisata, soal tarif juga belum bisa ditentukan. Nama seperti Jaladara dan Kreta Kluthuk diusulkan oleh pihak Solo dan Departemen Perhubungan namun belum dipastikan mana nama yang akan dipilih.

Dalam kesempatan berbeda, dosen Program Pascasarjana Lingkungan dan Perkotaan Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, Tjahjono Rahardjo, mengutarakan pandangannya terhadap frekuensi pengoperasian kereta wisata tersebut, “Kalau setiap hari apa tidak riskan untuk loko-nya dan juga udara di sekitar kawasan yang dilewati kereta.” Kereta berlokomotif uap tentu akan menambah polusi di kota itu, asap hitam yang keluar dari corong lokomotif lama-kelamaan akan menghitamkan kota. Selain itu juga kondisi loko yang usianya sudah sepuh dikhawatirkan tidak akan kuat jika digunakan setiap hari, sehari dua kali. “Akhir pekan saja, Sabtu dan Minggu, misalnya, mungkin lebih baik,” tandasnya.


WARTA KOTA Pradaningrum Mijarto

Senin, 14 September 2009

Menata Kamar Tidur yang Tak Begitu Luas




Menata Kamar Tidur yang Tak Begitu Luas

iDEA/Martin

/
Artikel Terkait:
Tip Sebelum Membeli Tempat Tidur
Ekspresi Remaja di Kamar Tidur
Jangan Berlebihan Gunakan Warna Biru
Tanaman di Kamar Tidur, Kenapa Enggak Boleh?
Kamar Merah Jingga, Bangkitkan Semangat

Selasa, 8 September 2009 08:58 WIB
KOMPAS.com — Sekalipun kamar tidur Anda tidak begitu luas, Anda tetap bisa menatanya hingga menjadi indah. Idealnya kamar tidur berukuran cukup luas. Dengan demikian, ruang yang bersifat sangat privat ini bisa memberikan privasi yang sesungguhnya dengan kenyamanan tingkat tinggi. Kamar tidur bisa menampung tempat tidur yang besar sehingga tidur bisa nyaman, bisa menampung lemari sehingga tidak perlu keluar kamar bila ingin berganti pakaian, bisa menampung meja rias sehingga bisa berdandan di dalam kamar, bisa pula menampung meja kecil (nakas) sehingga bisa meletakkan lampu atau buku-buku.Dengan ukuran yang luas, kamar tidur jadi bisa memiliki bukaan yang cukup lebar. Udara di dalam kamar tidur pun akan selalu berganti dengan udara segar dari luar. Penghuni kamar menjadi lebih sehat dan tidak mudah terkena penyakit seperti alergi yang disebabkan debu yang mendekam di dalam ruang.Tapi bila "luas" adalah kata yang tak mungkin Anda terapkan pada kamar tidur Anda, Anda tak perlu berkecil hati. Dalam keterbatasan, Anda tetap dapat membuatnya menjadi indah.Tak ada jendela, buatlah pintuKamar tidur yang sehat adalah kamar yang memiliki jendela yang cukup. Setiap pagi, sebaiknya jendela dibuka agar sirkulasi udara di dalam kamar menjadi lancar Tapi bila kamar tidur berada di posisi sulit, dalam arti bidang dinding yang menghadap ke luar adalah bidang yang lebih kecil, bagaimana caranya membuat jendela besar?Ide yang diterapkan di kamar tidur ini mungkin bisa jadi inspirasi. Bukan jendela yang diletakkan di dinding yang menghadap taman, melainkan pintu geser yang terbuat dari kaca. Bukan yang sebesar jendela, melainkan hampir selebar satu bidang dinding. Dengan begitu, udara lalu lalang pada siang hari tidak tanggung-tanggung banyaknya. Kamar pun akan selalu dalam keadaan segar.Namun, perlu diperhatikan, untuk desain seperti ini, taman juga harus dipelihara dengan baik agar kamar tidur tidak dipenuhi nyamuk.Nakas kecil menggelayutRasanya ada yang kurang bila di samping kiri dan kanan tempat tidur tidak ada meja kecil atau yang sering disebut nakas. Selain rasa timpang itu, nakas sendiri memang memiliki fungsi khas, yaitu untuk meletakkan lampu baca, meletakkan buku yang habis dibaca, atau meletakkan benda apa pun yang membuat kita tidak harus turun dari tempat tidur. Biasanya, ukuran nakas memang kecil, sekitar 60 x 60 cm. Untuk kamar tidur dengan luas terbatas, nakas bisa dibuat lebih kecil lagi, bisa saja cuma 40 x 40 cm. Tak masalah, yang penting benda itu bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Untuk sedikit memanipulasi ruang yang "dimakan" oleh nakas ini, Anda bisa membuatnya seolah-olah menggantung atau menggelayut di tempat tidur alias dibuat tanpa kaki. Posisinya yang rendah akan membuatnya semakin "tak tampak".Meja kecil menyempilKehadiran meja rias di kamar tidur tak kalah penting dengan nakas, terutama bila kamar tersebut dihuni perempuan. Meja rias tidak harus selalu besar. Yang penting Anda bisa merias diri secukupnya dan memastikan penampilan Anda sudah baik sebelum Anda keluar dari kamar tidur atau bahkan keluar dari rumah.Tidak mudah mencari celah kosong dalam kamar untuk menempatkan meja rias. Bila setelah dicari-cari tetap tidak ketemu, coba cara ini. Letakkan lemari pakaian agak ke bagian depan (tidak menempel pada dinding belakang kamar tidur). Dengan demikian, akan terbentuk ceruk di antara dinding kamar dengan lemari. Gantungkan papan dengan posisi melayang di ceruk tadi. Maka terbentuklah meja.Ada keuntungan yang didapat dari posisi seperti ini. Biasanya kita agak sulit menjaga kerapian meja rias, apalagi bila sedang terburu-buru akan pergi. Nah, bila posisinya "ngumpet" begini, meja rias yang kurang rapi tidak akan segera tampak dari mulut kamar.Anda ingin meletakkan penghias ruang? Boleh saja. Kamar kecil tak berarti harus selalu tampil polos. Tapi untuk mengakali agar tidak terlalu meriah, gunakan benda-benda dari bahan kaca yang bersifat transparan. Tempat tidur merapat ke dindingMemang lebih nyaman bila tempat tidur diletakkan di tengah-tengah kamar. Jadi kita bisa turun dari tempat tidur ke arah kiri atau kanan, terserah kita. Urusan membersihkan kolong tempat tidur juga jadi lebih mudah bila tempat tidur berada di tengah.Namun, pada kasus ruang yang sempit, tidak ada salahnya bila kita merelakan tempat tidur ditempatkan merapat ke dinding. Lebih bagus lagi bila tempat tidurnya sendiri dilengkapi laci-laci yang bisa menggantikan lemari kecil dalam kamar.Bila posisi tempat tidur dibuat merapat ke dinding, maka kita bisa menempatkan meja di seberang tempat tidur. Sisakan ruang di antara kedua benda ini untuk jendela. Sekecil apa pun kamar Anda, Anda harus tetap menyediakan ruang untuk jendela. Hiasan dinding mungil di dinding sempitSeperti sudah jadi keharusan, sebagian orang meletakkan hiasan dinding di atas kepala tempat tidur. Biasanya, hiasan yang dipilih adalah sebuah lukisan atau foto di pemilik kamar dalam ukuran besar. Namun, kamar mungil mungkin akan terasa sesak dengan kehadiran hiasan sebesar itu.Bila Anda lebih suka mempertahankan kesan kecil dari kamar Anda, cobalah untuk menggunakan hiasan dinding yang juga kecil. Kecilnya hiasan dinding itu akan membuat bidang dinding itu sendiri terlihat lebih luas. Apa mungkin Anda kurang puas dengan kecilnya hiasan tersebut? Anda bisa memberikan "hiasan" yang jauh lebih besar, yaitu dengan menempelkan wallpaper pada suatu bidang dinding. Dengan begitu, dinding pun berhias tanpa menjadi terlihat semakin sempit. (Tabloid Rumah/Made Mardiani Kardha)

Kolam Parit Penghias Lantai


Kolam Parit Penghias Lantai


/

Rabu, 8 Oktober 2008 08:35 WIB
KOLAM sebagai elemen air bisa diletakkan di dalam rumah, bahkan melintasi ruang. Dilengkapi lampu dan semburan air, kolam ini bisa jadi penghias lantai sekaligus dinding.

Bagi Happy K Harinto (36) dan Tartiany (33), sebuah rumah harus bisa memenuhi kebutuhan penghuninya. Caranya adalah dengan memanfaatkan setiap elemen yang ada dengan sebaik dan semaksimal mungkin—baik itu elemen ruang maupun elemen dekoratif seperti perabot.

“Saya enggak mau neko-neko. Saya ingin rumah ya untuk tempat tinggal,” ujar Happy. Tempat tinggal yang bisa semaksimal mungkin memenuhi kebutuhannya. “Saya juga enggak mau pakai gaya minimalis atau gaya apa, yang penting enak di mata,” tambahnya. Soal model, Happy dan istrinya lebih suka yang simpel dan terbuka. Inilah alasan mengapa begitu banyak “celah” untuk melihat dari satu ruang ke ruang lain.

Ada Dinding yang Dibuat Miring
Kalau ditarik sebuah garis, pintu utama rumah ini berhadap-hadapan dengan pintu belakang. Karena menurut fengsui kondisi seperti ini dikatakan kurang baik, Happy lalu meletakkan sebuah pintu koboy di depan pintu utama. Menurut Happy, pintu kecil ini dalam fengsui tidak dianggap sebagai pintu, tapi menghalangi pintu utama agar tidak berhadap-hadapan dengan pintu belakang.

Dengan adanya pintu kecil koboy, ruang tamu jadi terkesan seolah-olah terpisah dari ruang-ruang lain. Agar tidak benar-benar “terisolasi”, dibuatlah sebuah lubang berbentuk kotak di dinding ruang tamu, dengan bingkai kayu seperti kusen. “Lubang” ini memungkinkan komunikasi antara ruang tamu dan ruang-ruang lainnya. Lubang ini juga bisa dimanfaatkan untuk meletakkan sebuah vas bunga.

Akses pandangan melintasi ruang juga dimungkinkan dengan adanya dinding yang dibuat miring. Mungkin terdengar sedikit janggal, tapi teknik ini cukup sering digunakan dalam dunia arsitektur. Contohnya, salah satu dinding kamar tidur di lantai 1 dibuat sedikit miring. Dengan demikian, apabila jika kita berdiri di dekat meja makan, kita bisa melihat ke halaman belakang melewati bukaan pintu dan jendela kamar tidur tersebut.

Balkon untuk Tempat Bermain
Manfaat. Kata ini benar-benar dipegang oleh Happy dalam mengatur bentuk, ruang, dan perabot rumah. Semua difungsikan secara maksimal.

Balkon di lantai 2 misalnya, dimanfaatkan untuk tempat bermain anak. Di situ ada ring basket, keranjang bola, dan perangkat meja-kursi anak-anak ukuran mini.

Lalu di bagian luar ruang keluarga di lantai 2 dibuat lantai dengan bahan beton sikat. Di sini pria yang hobi motorcross ini sering menatap indahnya bintang di langit menggunakan teropong bintang.

Lantai dari Kayu Ulin
Hobi fotografi membuat Happy sering bepergian ke luar kota. Ketika berpesiar ke Kalimantan, di sana ia melihat onggokan kayu ulin tidak terpakai yang akan dibuang. Happy tahu kayu ulin mahal harganya dan strukturnya sangat keras dan kuat. Karena itulah kayu-kayu itu dibelinya dengan harga cukup murah, dibawa ke Jakarta, lalu dipotong-potong seukuran parket yang banyak dijual di toko. Kemudian dipoles dengan pelapis kayu, jadilah lantai parket yang berwarna coklat tua kemerahan. “Untuk mendapatkan yang bagus nggak harus mahal,” kilah Happy.

Urusan lantai Happy memang cukup kreatif. Lantai kamar mandi dan teras belakang juga diciptakan dari material bekas. Keramik pecahan yang kemudian dirangkai membentuk mozaik ini dibeli secara kiloan di daerah Rawa Belong. Walaupun harga ekonomis, tampilannya manis.

Berdiri di Atas Kolam
Masih soal lantai, ada hal unik yang bisa ditemui di rumah ini. Di lantai 1, sebagian lantainya terbuat dari kaca. Lebarnya kira-kira 50 cm, panjangnya membentang dari belakang sampai depan, dan letaknya persis menempel pada dinding. Kaca ini bukan sembarang kaca. Kaca setebal kira-kira 8 mm ini adalah penutup kolam ikan hias yang ada di bawahnya. Ya, kolam ikan di lantai.

Kolam ikan yang menyerupai parit ini melintasi ruang tidur utama dan ruang keluarga, lalu bermuara di sebuah kolam kecil yang ada di bagian depan rumah. Jadi ikan-ikan itu bisa hilir mudik ke dalam dan keluar rumah. Kaca setebal 8 mm memungkinkan kita berdiri di atas kolam.

Di dalam kolam dibuat pipa untuk menyemburkan air, dan juga lampu. Jika semburan air dinyalakan, air akan bergolak. Dan jika lampu juga dinyalakan, golak air tersebut akan terpantulkan ke dinding, menghasilkan “tarian” cahaya. (dek/www.tabloidrumah.com)

LOKASI: KEDIAMAN HAPPY K HARINTO-TARTIANY, PONDOK CABE, JAKSEL

Kolam Berundak Hidupkan Lahan Sisa


Kolam Berundak Hidupkan Lahan Sisa

IDEA
Jangan biarkan ada lahan "mati" di hunian Anda. Sekecil apapun lahan tersebut, pasti dapat dimanfaatkan. Contohnya dengan membuat kolam berundak.
/
Artikel Terkait:
Kolam Parit Penghias Lantai

Selasa, 14 Oktober 2008 13:00 WIB
KITA seringkali menemukan lahan sisa di rumah, namun kesulitan memanfaatkannya. Selain karena ukurannya yang sempit, biasanya lahan sisa juga miskin sinar matahari. Dengan kondisi demikian, membuat taman tentu tidak memungkinkan.Jangan dulu putus asa. Coba memutar otak, mencari ide, manfaatkan kreatifitas Anda. Anda tetap bisa memanfaatkan lahan sisa tersebut. Bagaimana dengan membuat sebuah kolam kecil? Dengan desain yang unik, kolam bisa "menghidupkan" lahan sisa tadi.Pada contoh foto, kolam didesain membentuk air terjun kecil. Agar tampilannya berbeda, air terjun dibuat berundak-undak. Jangn lupa padukan pula dengan keindahan dinding. Salah satu sisi dinding dilapisi batu alam. Batu alam disusun sirih dan tempelan slab. Sedangkan dinding lainnya berupa olahan semen bergaris.Bagian kolam dibuat dengan desain modern. Area sekitar kolam ditaburi batu-batu koral putih. Area miskin sinar matahari tentu sulit ditumbuhi tanaman. Solusinya, gunakan tanaman artifisial, untuk menghadirkan nuansa hijau. Jadilah sudah taman kering dengan kolam berundak.Undakan air terjun dibuat model terasering menggunakan cor semen berlapis batu candi. Pemasangan undakan, yang berukuran masing-masing 90cmx50cmx10cm ini, menggunakan sistem kantilever. Bagaimana? Sudah terbayang betapa cantiknya si kolam berundak?Penulis: AnissaFoto: TriLokasi: Rumah Rizal Yahya dan Fifit, Kebon Jeruk, Jakarta BaratArsitek: Maya Rahma Hervina

Our Mom's House







Our Mom's House

INDONESIA DESIGN
Konsep desain rumah diilhami dari kemegahan istana Versailles di Perancis.
/

Rabu, 18 Maret 2009 10:44 WIB
KOMPAS.com - Katakan cinta dengan bunga. Ungkapan ini, umum dipakai orang untuk menyatakan perasaan kepada seseorang yang dikasihi. Tetapi tidak dengan pengusaha pemilik rumah di salah satu kota besar di Indonesia ini. Kasih sayangnya kepada sang ibu, diungkapkan dengan membangun sebuah rumah yang besar dan megah. Untuk mewujudkan itu, ia pun berkonsultasi dengan seorang arsitek. Erwin H. Hawawinata, si arsitek mengatakan, saat bertemu, kliennya menyatakan keinginannya membuat rumah untuk dirinya dan ibunya. Sebab itu ketika proses desain berlangsung, ia berinteraksi bukan hanya dengan pemilik, tetapi juga dengan sang mama. Kebetulan ibu dan anak memiliki impian yang sama. Yaitu rumah yang klasik dan indah tetapi tetap nyaman dipandang mata. Hanya saja karena anak-anaknya masih kecil, pemilik menginginkan desain rumah yang lapang. Supaya semua anaknya bebas bergerak selama di dalam rumah. “Rumah ini, tempat berkumpul oma dengan cucu-cucunya,” ujar sang arsitek, menirukan ucapan kliennya. Sebab itu, rumah dibuat plong. Dari pintu masuk, langsung terlihat hall yang disebut grand lobby atau grand hall. Ruangan yang besar ini terdiri dari lobby dan ruang tamu. Namun bangunan seluas 2300 m2 yang berdiri di atas lahan 1700 m2 ini bukan hanya lapang, tetapi juga lepas. Pasalnya, halaman belakang rumah menyatu dengan hijau lapangan golf dan hanya dibatasi pagar pendek. Sementara pilar-pilar setinggi 12 meter di teras depan dan belakang rumah dan pintu-pintu dengan handle yang tinggi, membuat rumah terlihat sangat megah. Berdiri di depan pintunya, tubuh ini terasa kecil.Arsitek rumah ini menjelaskan, konsep rumah yang didesainnya diilhami dari kemegahan istana Versailles di Perancis. Hanya saja karena sang mama sudah tua, diputuskan membuat bangunan klasik dengan unsur gold yang lebih ringan. Dengan demikian, yang ditonjolkan adalah warna-warna yang lembut, natural stone serta material yang sifatnya halus. Meskipun begitu, semua proporsi dan detail rumah dihitung dengan benar, mengikuti golden rule Andrea Palladio, arsitek zaman Renaissance. Maka detil plafon misalnya, terlihat cantik dan presisi meski dilihat dari jarak yang cukup jauh. Demikian juga dengan detail pintu yang terlihat di area living room. Di sekeliling daun pintu yang terbuat dari jati solid, dipasang batu-batu marmer yang diukir halus. Lalu railing tangga, sengaja dibuat dengan besi cetak. Meski massanya menjadi lebih besar dan solid, detilnya lebih rapi dibanding menggunakan besi tempa. Menariknya, rumah ini bukan hanya finishing interiornya saja yang bagus. Pemilihan mebelnya pun dikerjakan dengan teliti. Maka kita melihat commode yang merupakan replika asli dari Raja Louis XVI, diletakkan di lobby utama. Pada bagian depan furnitur bersertifikat itu, tampak bukan hanya wajah raja dan logo Sun King, tapi juga Blue Ball dengan motif “Fleur de lis’ yang merupakan logo keluarga raja. Meja berukiran goldplate asli 18 karat ini, jelas sesuatu yang mewah. Toh kemewahan tak berhenti di situ. Semua ruang rumah ini, terlihat diisi dengan furnitur pilihan. Sofa putih pada living room misalnya, kelihatan makin wah dengan lampu kristal gantung dan pernik lampu lain yang ada di sampingnya. Sedangkan grand dining room tampak gemerlap dengan desain meja dan kursi warna keemasan. Di belakang grand dining room, terdapat family room, tempat setiap hari, keluarga ini duduk-duduk menonton televisi. Dari situ pula, mereka bisa melihat langsung halaman belakang rumah dan bentangan lapangan golf. Di lantai yang sama, terdapat pula 2 kamar yaitu kamar tidur oma dan kamar tidur anak. Kamar tidur oma sangat nyaman. Dari dalam kamar setiap hari, sang oma bisa melihat teras dan pemandangan lapangan golf yang lepas. Tapi tak cuma itu yang bisa dinikmati nenek yang bahagia ini. Sebab tepat di depan kamarnya, ada taman dengan berbagai tanaman pilihan serta kolam ikan koi yang terbuat dari batu-batu suiseki Sukabumi. Demikian juga dengan kamar tidur anak, suasananya tak kalah menyenangkan. Sementara itu tangga dengan konsep grandstairs dari istana Versailles, Perancis, mengantar penghuninya ke lantai 2 rumah. Penggunaan tangga yang dibelah menjadi 2 itu, dimaksudkan agar bangunan mendapatkan void yang cukup besar. Pemiliknya mengatakan, ia tak membutuhkan terlalu banyak ruang. Yang penting bagaimana ia dapat menjangkau setiap kamar anaknya dengan mudah. Itulah sebabnya sirkulasi untuk hilir mudik orang di rumah ini dibuat melingkar. Di lantai 2 rumah, selain kamar tidur utama terdapat pula 2 kamar anak. Kamar tidur utama memiliki ruang busana, walk in closet dan kamar mandi master. Masing-masing dengan view lapangan golf yang luas. Lalu di belakang ruang tidur utama terdapat ruang audio, home theater dan karaoke. Sementara ruang tidur anak, meski semua anaknya masih kecil, disiapkan untuk jangka panjang. Sehingga masing-masing kamar dilengkapi dengan walk in closet dan bath room. Toh, bukan hanya soal kamar tidur apik yang disiapkan pemilik rumah untuk anak-anaknya. Masih di lantai 2 di ruang santai dekat tangga, seperangkat kursi berbentuk keong warna keemasan dengan meja kaca yang bening, ditata cantik dan digunakan sebagai ruang belajar anak. Yang menarik, di sekitar area tersebut, terdapat lift yang menghubungkan lantai-lantai di dalam rumah hingga ke basement. Basement sendiri, selain dipergunakan sebagai tempat parkir mobil dan area servis, difungsikan juga sebagai ruang kerja pemilik. Dari ruang cubicle di lantai dasar itu, pemilik menjalankan operasional perusahaannya. Sebab itu, supaya memiliki pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik, aliran kendaraan di basement dibuat melingkar. Sehingga, setelah menurunkan orang di depan pintu masuk, mobil yang turun ke lantai dasar dapat berputar dan langsung menuju entrance rumah lagi. Semuanya memang ditata untuk memudahkan seluruh penghuni rumah menjalankan aktivitasnya. Lalu bagaimana Erwin H.Hawawinata, arsitek rumah ini, berkomunikasi dengan pemiliknya saat mendesain rumah, bisa dibaca pada Majalah Indonesia Design edisi 31/2009 Luxury Homes yang menampilkan 8 beautiful dream houses dalam gaya klasik, minimalis dan tropical modern.//

5 Carport Simpel nan Menawan











5 Carport Simpel nan Menawan

Tri/iDEA
Lokasi: Rumah Agustina Suhanura, Cipinang, Jakarta Timur. Arsitek: Evan Riarvansyah Latief
/
Artikel Terkait:
Bangun Carport: Mau Coba Bahan Baru?
Bangun Carport: Landasannya Harus Kuat Dulu

Selasa, 12 Mei 2009 19:11 WIB
KOMPAS.com - Fungsi utama carport adalah sebagai tempat mobil berteduh. Namun juga bisa berfungsi untuk menambah nilai tampilan rumah.
Carport terletak di sisi luar rumah. Karenanya, carport langsung terlihat dari jalanan.Desain yang menawan menjadikan carport dapat terlibat sebagai elemen percantikan pada fasad rumah.
Untuk membuat carport, tak harus memilih desain yang ribet. Cukup yang simpel, asalkan sesuai dengan tampilan rumah. Yang penting juga, fungsi carport ini harus maksimal.
Berikut ini kami tampilkan 5 contoh desain carport yang dapat Anda terapkan di rumah.
1. Melayang dengan kantilever - Carport berukuran 5,8mx7,2m. Ukuran atapnya 3mx5,7m. Sistem kantilever membuat atap carport berkesan melayang. Penyangga atap hanya berupa empat batang besi baja. Masing-masing penyangga berdiri tegak dan berjarak 1,8m. Atap terbuat dari rangka baja. Bentuk atap menggunakan pola grid, berupa kisi-kisi kayu. Nantinya kisi-kisi kayu akan dipenuhi dengan tanaman rambat jenis Mandevilla (sejenis Alamanda).2. Atap sebagai peneduh dan balkon - Konstruksi yang digunakan adalah kantilever. Struktur utama rangkanya berupa delapan balok beton. Panjang masing-masing balok adalah 3m, dan disusun berjarak 35cm. Di atas jajaran balok beton, direbahkan kayu merbau seluas 15,8 meter persegi. Bagian atas carport berada tepat di depan pintu kamar anak. Dari sana bagian atap carport diakses sebagai balkon. Jadi selain sebagai peneduh mobil, juga berfungsi sebagai balkon.3. Atap simpel ditarik kawat - Struktur penyangga utamanya hanya sepotong besi persegi di sisi kanan atap. Sebagai penguat digunakan dua kawat baja yang dipasang bersilang. Ujung-ujung kedua kawat tertambat pada bangunan utama, dan dua titik lainnya di rangka atap bagian depan. Rangka atap hanya berupa besi hollow persegi berukuran 4cmx5cm.Struktur atap seperti ini menimbulkan kesan simpel pada bangunan.4. Atap datar besi hitam - Struktur depan atap tidak memiliki penyangga, sehingga berkesan melayang. Sebagai ganti penyangga, digunakan dua kawat baja berukuran 12mm. Kawat-kawat tersebut ditambatkan pada bangunan utama. Bahan polikarbonat dipilih untuk menutup rangka besi hollow. Agar unik, rangka tersebut disusun dengan pola grid.5. Struktur sederhana menempel - Selain sebagai peneduh kendaraan, carport juga berfungsi sebagai pintu masuk. Desain yang sederhana terlihat dari strukturnya. Bagian depan disangga oleh dua balok beton. Bagian belakang menempel pada bangunan utama. Sebagai atap, dipasang kisi-kisi kayu secara melintang. Agar lebih manis, ada Alamanda, yang dibiarkan merambat ke atap. (iDEA)

"Carport" yang Berangin


"Carport" yang Berangin

iDEA
/
Artikel Terkait:
5 Carport Simpel nan Menawan
Bangun Carport: Mau Coba Bahan Baru?
Bangun Carport: Landasannya Harus Kuat Dulu

Jumat, 31 Juli 2009 15:57 WIB
KOMPAS.com — Gapura penyambut berwarna putih. Lubang angin sepanjang dinding. Penghawaan ruang yang sejuk sepanjang hari.
Udara bergerak dari suhu yang tinggi menuju suhu yang lebih rendah. Prinsip sederhana seperti ini dapat menjadi inspirasi desain yang diterapkan pada rumah tinggal. Akan sangat membantu apabila carport sebagai area dengan penghawaan yang cukup panas menerapkan prinsip desain tersebut.
Lubang-lubang udara hadir pada sisi kiri carport. Untuk menciptakan angin, lubang itu harus diimbangi dengan lubang lain yang sejajar atau berseberangan. Demikianlah yang terjadi pada carport modern ini.
Agar suhu panas cepat turun, sisi kanan carport hanya dibatasi oleh kolom-kolom penyangga atap. Panas yang turun dari polikarbonat pun setidaknya dapat disebar. Ini karena permukaan atap yang cukup tinggi serta adanya sedikit bukaan antara balok dan polikarbonat.
Treatment desain pembeda fungsi masing-masing area cukup menarik. Untuk menuju pintu rumah dipasang material yang berbeda serta penutup atap yang lebih rendah. Atap keduanya dibatasi oleh sebuah gapura putih yang tinggi serta balok penyangga.
Untuk menciptakan efek dimensi bidang, sejumlah pencahayaan buatan dipersiapkan. Beberapa lampu sorot dipasang pada titik-titik tertentu di bagian bawah untuk dipancarkan ke atas. Pada bagian depan carport di luar gerbang ditempatkan lampu sorot mengarah ke permukaan lantai. Ini agar cahaya terpantulkan. (http://www.ideaonline.co.id/)

Rumah Tahan Gempa dari Sengkang Benar


Rumah Tahan Gempa dari Sengkang Benar

Kompas
/
Artikel Terkait:
Rumah Bidai Peredam Gempa
Dirancang Antigempa, Tahan 100 Tahun
Jumat, 11 September 2009 09:56 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Betapa banyak rumah masyarakat yang rusak akibat gempa. Menilik musibah gempa Tasikmalaya pada 2 September 2009, Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan, 67.760 rumah rusak berat dan 150.839 rumah rusak ringan hanya di beberapa wilayah Jawa Barat.Hengki Wibowo Ashadi, pengajar di Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Kamis (10/9), mengatakan, membangun rumah tahan gempa tidak rumit, hanya menuntut pembentukan detail yang tepat di bagian-bagian tertentu.”Membangun rumah tahan gempa tidak pula mahal. Pemilihan material bisa dimulai dari pemanfaatan reruntuhan batu bata bekas hingga penggunaan material ringan, seperti papan gabus untuk lapisan bagian dalam dinding dengan permukaannya dilapisi beton tipis,” kata Hengki, Kamis (10/9) di ruang kerjanya di Jakarta.Hengki mengatakan, sebagian besar korban tewas akibat gempa adalah korban yang tertimpa bangunan. Untuk mengurangi risiko tersebut pada masa-masa mendatang, masyarakat yang tinggal di daerah rawan gempa patut mempertimbangkan metode-metode pembangunan rumah tahan gempa.Berkaca dari gempa Tasikmalaya, sesuai laporan terakhir Badan Nasional Penanggulangan Bencana, terdapat 80 orang tewas dan 47 orang dinyatakan hilang. Kemudian sebanyak 1.142 orang terluka. Ini sangat tragis. Andai saja bangunan rumah mereka tahan gempa.Dari jumlah ribuan rumah penduduk yang rusak akibat gempa, ternyata masih ada data tambahan 1.193 unit bangunan sekolah rusak berat dan 1.664 unit sekolah rusak ringan. Ini menunjukkan, kalangan dunia pendidikan pun masih abai terhadap bangunan tahan gempa.Sengkang yang benarHengki menuturkan, membuat rumah tahan gempa dengan bentuk yang lazim dibuat penduduk seperti sekarang itu mudah dan murah. Kuncinya pada detail penempatan dan pembuatan sengkang (ring pada balok) yang harus benar.”Saya pernah menyurvei toko-toko bangunan yang menjual kerangka besi untuk balok-balok beton. Rata-rata penempatan posisi sengkang salah semua,” kata Hengki.Posisi sengkang yang benar bertujuan supaya rumah yang dibangun nantinya tahan gempa. Sengkang yang benar mencermati kerapatan posisi sengkang di ujung-ujung setiap balok beton. Sengkang pada kedua ujung balok itu harus rapat.Jarak kerapatan sengkang satu sama lain bisa sekitar 5 sentimeter. Namun, patokan yang benar, batu untuk campuran beton yang dipergunakan harus tak bisa lolos. Kalau ukuran kerikil batu sekitar 2 sentimeter, mau tak mau kerapatan sengkang tak lebih dari 2 sentimeter.Untuk ketinggian rangkaian, posisi sengkang yang rapat itu ditetapkan dua kali lebar balok yang ingin dibentuk. Kalau lebar balok 20 sentimeter, rangkaian sengkang yang merapat di kedua ujung balok tersebut panjangnya harus 40 sentimeter.”Posisi sengkang yang merapat di kedua ujung balok menjadi penahan gerakan gempa. Bentuk detail sengkang pada ujung balok beton ini yang paling penting, tetapi masih banyak diabaikan,” kata Hengki.Berdasarkan survei ke toko-toko bangunan yang menjual sengkang, menurut Hengki, bentuk sengkang yang dijual di toko-toko bangunan itu rata-rata salah. ”Ujung besi sengkang yang salah itu posisinya tak dibelokkan ke tengah-tengah diagonal sengkang,” kata Hengki.Ujung besi sengkang yang dibelokkan ke tengah diagonal berfungsi memberi kekuatan yang lebih untuk menahan gaya gempa.Terkait dengan penguatan struktur tulang lainnya yang sering diabaikan masyarakat, lanjut Hengki, yaitu tidak ada penjangkaran pada sambungan balok beton vertikal dengan horizontal.Penjangkaran atau pembelokan ujung besi balok horizontal ke bawah menempel besi balok vertikal itu memiliki rumus panjang 20 kali diameter besi yang digunakan. Kalau besi yang digunakan berdiameter 10 milimeter, penjangkarannya cukup dengan 200 milimeter.Balok beton fleksibelMetode lain membuat rumah tahan gempa adalah dengan pembentukan balok beton fleksibel. Balok beton fleksibel tidak menyatu dengan lapisan dinding, tetapi hanya dihubungkan dengan pelat baja.”Ketika terjadi gempa, struktur balok beton fleksibel itu dibebaskan bergerak. Namun, lapisan dinding dipertahankan tidak bergerak supaya terhindar dari keretakan,” kata Hengki.Pada prinsipnya, bangunan atau rumah tahan gempa itu menggunakan material yang ringan, tetapi kuat. Logikanya, ketika terpaksa harus runtuh akibat gempa, struktur bangunan dari material ringan itu tidak akan sampai mematikan.”Di sinilah letak penting untuk kembali menengok cara-cara tradisional kita dalam mendirikan bangunan atau rumah dengan kayu dan bambu. Kemudian, atapnya berupa ijuk, dan sebagainya,” kata Hengki.Pemilihan material seperti kayu dan bambu memenuhi unsur ringan dan kuat, seperti pembuatan dinding dengan gedek atau rajutan bilah bambu itu jelas akan membentuk lapisan dinding yang ringan dan ramah terhadap gempa.Untuk menempuh kembali metode tradisional tersebut, Hengki mengatakan, langkah terpenting adalah membuat material yang lebih kuat dan tahan lama, seperti melapisi bambu dengan polimer.