Senin, 08 Juni 2009

Benteng Kota Lama Dapat Jadi Daya Tarik Wisata


TEMATIS
Benteng Kota Lama Dapat Jadi Daya Tarik Wisata

KOMPAS/AHMAD ZULKANI
Salah satu obyek wisata sejarah di Bengkulu adalah benteng Fort Marlborough, yang dibangun Inggris tahun 1713-1719.
/
Sabtu, 30 Mei 2009 05:18 WIB
KOMPAS.com - Penggalian tim penelitian Balai Arkeologi Yogyakarta pada 18-27 Mei lalu, yang membuahkan penemuan bekas struktur bangunan Benteng Kota Lama menuai secercah harapan. Nilai kesejarahan mengenai benteng tersebut diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata di Kawasan Kota Lama.
Dalam ekskavasi yang dilakukan di dua titik, tim penelitian menemukan bekas pondasi, sekitar 500 artefak perkakas rumah tangga, dan bekas tatanan batu bata. Hasil temuan itu mengindikasikan bahwa benteng dengan lima sisi tersebut pernah berdiri mengelilingi kawasan Kota Lama pada rentang waktu 1756-1824.
Meskipun masih terdapat pro-kontra terhadap dugaan waktu berdirinya, banyak pihak menyambut positif terhadap asumsi keberadaan benteng itu sendiri.
Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BP2KL) Surahman, Jumat (29/5), menyatakan, keberadaan Benteng Kota Lama dapat dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata Kota Semarang. Nilai kesejarahan dapat digunakan sebagai alat promosi untuk pengembangan kawasan Kota Lama secara komprehensif.
"Keberadaan benteng tersebut menjadi nilai tambah yang dapat ditawarkan kepada pihak swasta untuk berinvestasi di Kota Lama. Selain itu, juga menjadi daya tarik wisata bagi turis yang berkunjung," katanya.
Perancang dan perencana bangunan Widya Wijayanti menuturkan, Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan III Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang M Farchan mengatakan, penemuan arkeologis Benteng Kota Lama dapat memperkaya data kesejarahan. Hasilnya dapat untuk mengetahui morfologi perkembangan kota dari masa ke masa.
Ketua tim peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta Sugeng Riyanto mengakui, masih terdapat kemungkinan lain dari hasil penggalian yang dilakukan timnya. Namun, asumsi terkuat berdasarkan hasil temuan itu merujuk pada keberadaan Benteng Kota Lama.
Penggalian tersebut didasarkan pada garis imajiner (deliniasi) Benteng Kota Lama yang terdapat pada peta tahun 1800. Temuan itu mempertegas keberadaan benteng yang sudah pernah diterbitkan di peta, katanya.
Sugeng menambahkan, hasil penemuan tersebut diharapkan dapat bermanfaat untuk kepentingan riset lebih lanjut, pendidikan formal dan non formal, serta untuk pengembangan kepariwisataan. Pemkot Semarang dapat menayangkan papan informasi mengenai Benteng Kota Lama yang dapat menarik pengunjung, ucapnya.
Ahli sejarah dari Universitas Diponegoro Dewi Yuliati mengungkapkan, penemuan pondasi dan artefak tersebut belum sepenuhnya membuktikan sebagai peninggalan Benteng Kota Lama.
Berdasarkan literatur dengan judul Oud en Nieuw Oost Indie yang berisi tentang perjalanan pengelana Belanda Francois Valentijn, keberadaan Benteng Kota Lama telah ada sejak 1724. "Yang lebih meragukan, benteng tersebut diduga dirubuhkan untuk pembangunan rel kereta api, padahal rentang waktunya terlalu jauh," ucap Dewi. (ILO/UTI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar