Senin, 08 Juni 2009

Umbar Hasrat di Dongdaemun




JALAN -JALAN
Umbar Hasrat di Dongdaemun

AP Photo/Yonhap, Woo Young-shick
Seorang pria Korea Selatan menggunakan teropong melihat ke sisi wilayah Korea Utara, dari Imjingak, dekat desa perbatasan Panmunjom.
/
Artikel Terkait:
Hadapi Korea, Ingat 1989!
Kuota TKI ke Korsel Turun
"Blogger" Minerva Dibebaskan
Sabtu, 30 Mei 2009 05:42 WIB
Oleh NELI TRIANA
KOMPAS.com - Pada pengujung Mei, musim panas belum juga dimulai di Seoul, Korea Selatan. Udara sejuk di bawah 20º celsius. Saat tepat untuk menjelajah kota yang menyebut dirinya The Soul of Asia ini. Dongdaemun Market yang terletak di pusat kota sepertinya menarik untuk mengawali petualangan.
Ditemani seorang kawan yang sama-sama buta daerah Seoul, maklum baru pertama kali menjejakkan kaki di sini, tidak ada yang bisa diandalkan kecuali keberanian bertanya dan membaca peta. Dari Hotel Sofitel Ambassador, kaki melangkah menuju salah satu stasiun Jihacheol atau kereta api bawah tanah di dekat Universitas Dongguk.
Cukup membayar 1.100 won atau sekitar Rp 8.000 per orang, tiket Jihacheol sudah di tangan. Menuju Dongdaemun Market, ambil saja rangkaian kereta di jalur 3 menuju Chungmuro yang merupakan stasiun transit. Tanpa perlu membeli tiket lagi, berganti naik kereta jalur 4. Tepat di stasiun pemberhentian kedua dari Chungmuro, Dongdaemun sudah di depan mata.
”Di sini sedikitnya ada empat blok besar pusat perbelanjaan, mau model kaki lima sampai mal ada. Harganya relatif sama karena kami hanya menjual barang berkualitas,” kata Bo-hoon, petugas keamanan di stasiun subway, dalam bahasa Inggris terpatah-patah bercampur bahasa Korea.
Bahasa memang menjadi kendala utama bagi para turis di Seoul maupun kota lain di Korea Selatan. Namun, keramahan yang ditawarkan orang sana membuat wisatawan tidak merasa khawatir kala tersesat.
Tengah malam
Tiba di Dongdaemun, kebingungan sempat melanda. Mau pilih blok pasar yang mana untuk mulai jalan-jalan?
Di segala penjuru terlihat deretan kios pedagang. Gedung-gedung tinggi menjulang semuanya menawarkan aneka aksesori, kaus, pakaian olahraga, baju model terkini yang sedang digandrungi remaja Seoul, beribu jenis tas, sepatu, sampai segala macam hewan peliharaan!
Kaus-kaus dengan 80-100 persen bahan katun dijual rata- rata 10.000-20.000 won. Celana jins atau produk fashion lain ada yang dijual mulai 5.000 won. Sepatu dan sandal kulit yang halus buatannya dipatok harga 15.000-50.000 won. Uniknya, semua produk bertuliskan ”Made in Korea”. Sama seperti ketika berbaur di arus lalu lintas Seoul, mungkin bisa dipastikan 90 persen kendaraan yang ada adalah buatan Korea, seperti Daewoo, Hyundai, KIA, Sangyong, dan Samsung.
Demi memenuhi kebutuhan turis, Dongdaemun melayani pengunjung hampir 24 jam dalam sehari. Ada beberapa blok pasar yang justru buka mulai pukul sembilan malam, bahkan pukul 01.00. Tak heran kawasan ini selalu ramai dan yang pasti keamanan terjamin, bebas pencopet. Kebersihan pun terjaga, tidak perlu takut bau dan becek.
Makanan khas tentu tak ketinggalan disediakan di sini. Mau yang di emperan atau di kafé dan resto berkelas, tinggal pilih saja. Jajanan emperan lebih memikat hati.
Di warung kaki lima, disuguhkan sup mirip tom yam, tetapi dalam porsi lebih besar dan isinya sangat mengundang selera. Kepiting, cumi, udang, semuanya segar diramu dalam kuah pedas merah dengan daun serai, timun jepang, serta aneka sayuran. Disantap bersama nasi panas dan kimchi, rasanya mantap tiada tara. Harganya cuma sekitar 9.000 won.
Ketika sedang serius memilih cenderamata mulai dari dompet berlukis, gantungan kunci, kerajinan keramik, kaus, hingga bermacam makanan berbahan baku ginseng, sapaan petugas mal dalam bahasa Indonesia mengejutkan kami. ”Saya banyak bertemu orang Indonesia belanja di sini. Makanya sedikit- sedikit bisa bahasa Indonesia,” kata Jeon Bao.
Nicholas T Dammen, Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, mengatakan tidak heran banyak warga Korea yang mengenal Indonesia, termasuk bisa berbahasa Indonesia. Di Seoul saja terdata ada 30.000 orang Indonesia yang bekerja di berbagai sektor atau sedang menuntut ilmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar