Selasa, 09 Juni 2009

Jejak Penguasa di Merdeka Utara


Jejak Penguasa di Merdeka Utara

Warta Kota/Irwan Kintoko
Jejak kaki di trotoar Jalan Medan Merdeka Utara.
/

Selasa, 9 Juni 2009 12:34 WIB
SEJUMLAH pejalan kaki tidak begitu peduli ketika melintas di sepenggal trotoar di Jalan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (3/5) pagi. Padahal jika dicermati, di penggalan trotoar tersebut terdapat "monumen kecil" yang dibuat mantan pemimpin di republik ini.Para pejalan kaki yang saat itu melintas banyak yang tidak mengetahui bahwa trotoar yang dilaluinya tersebut punya cerita. Secara nyata memang tidak banyak yang bisa diceritakan di "monumen kecil" itu karena hanya cetakan kaki. Tapi, cetakan-cetakan kaki itu bukan kaki milik orang sembarangan, melainkan milik enam orang yang pernah memimpin bangsa ini.Dari sisi yang paling timur di totoar Jalan Merdeka Utara itu tampak cetakan sepatu -bukan kaki- milik Presiden Soekarno. Dalam cetakan semen itu tertulis dengan huruf besar nama Dr Ir Soekarno sebagai Presiden RI pertama periode 1945-1967 sekaligus Proklamator Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Tidak jauh dari cetakan sepatu Soekarno, ada cetakan kaki Soeharto.Di bawah cetakan kaki Jenderal Besar Soeharto itu tertulis periode jabatannya sebagai Presiden RI kedua, 1967-1998. Sayang, semen pelapis di sekeliling pinggiran cetakan kaki Soeharto itu mulai banyak yang terkelupas, seperti kurang diperhatikan. Cetakan kaki Presiden RI ketiga 1998-1999, Baharuddin Jusuf Habibie, terletak di samping cetakan kaki Soeharto.Cetakan kaki KH Abdurrahman Wahid, Presiden RI keempat (2000-2001), juga ada. Pelindung cetakan kaki Gus Dur -panggilan Abdurrahman Wahid- dari semen juga mulai terkelupas. Cetakan kaki Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri juga tercetak tebal.Megawati yang sekarang kembali mencalonkan diri sebagai presiden ini memimpin Indonesia tahun 2001-2004. Yang terakhir adalah cetakan kaki milik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Di bawah namanya, tercantum pula masa kepemimpinnya, 2004-2009. SBY juga kembali dicalonkan menjadi presiden ketujuh.Cetakan kaki yang sama namun berbeda orang juga bisa dilihat di trotoar di Jalan Medan Merdeka Selatan. Di penggalan trotoar yang berada persis di belakang halte bus Transjakarta, Monas, itu terdapat cetakan sepatu Letjen (Purn) Tjokro Pranolo, Gubernur DKI Jakarta periode 1977-1982, cetakan kaki Letjen (Purn) HR Soeprapto (1982-1987) dan Letjen (Purn) Wiyogo Atmodarminto (1987- 1992), serta Jenderal (Purn) Surjadi Soedirdja (1992-1997).Cetakan kaki terakhir yang ada di atas trotoar itu adalah milik Sutiyoso yang pernah menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta ini dua periode, tahun 1997- 2007.Menurut Kepala Seksi Ornamen Kota Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Djauhar Arifin, cetakan-cetakan kaki para mantan Presiden dan Presiden RI itu asli, termasuk cetakan sepatu milik Presiden Soekarno. "Para presiden itu menginjakkan kakinya di semen yang kemudian dikeringkan dan diabadikan dalam cetakan kaki itu," katanya.Di dekat cetakan-cetakan kaki tersebut terpasang beberapa selang air mancur. Namun, air mancur yang ditutup tembok keramik hitam setinggi sekitar setengah meteran itu jarang sekali dinyalakan.Di keramik yang mulai terlihat kotor itu mantan Gubernur DKI Sutiyoso menulis, "Kita tidak bermaksud mengagungkan masa lampau. Namun, kita tidak boleh membuang begitu saja tanpa makna. Karena, napak tilas masa silam dapat digunakan sebagai pelajaran untuk menapakkan langkah lebih mantap di masa depan."Wajar jika banyak orang yang tidak tahu bahwa ada "monumen kecil" di bawah air mancur tersebut. Apalagi dibandingkan dengan trotoar di Jalan Merdeka sisi yang lain, trotoar di Jalan Medan Merdeka Utara paling sepi dilewati orang.Soal peletakan cetakan-cetakan kaki di trotoar Jalan Merdeka Utara, kata Djauhar, karena lokasi tersebut berseberangan dengan Istana Negara yang sejak dulu menjadi tempat para Presiden itu menjalankan tugas kenegaraan. (Irwan Kintoko)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar